Accidental Hero





Hero (1992)

Pemeran:
Dustin Hoffman: Bernie Laplante
Andy Garcia : John Bubber
Geena Davis : Gale Gayley
Joan Cusack : Evelyn Laplante

Sutradara: Stephen Frears

Saya lupa kapan persisnya nonton film ini. Pastinya di salah satu malam saat insomnia saya kumat. Karena saya ingat jam 1 dini hari mata ini masih cukup segar untuk tetap terbuka, menikmati jalan ceritanya.

Cerita tentang Bernie LaPlante, laki-laki yang dinilai kurang bertanggung jawab dan egois oleh Evelyn, si istri. Mereka tidak lagi tinggal serumah. Evelyn mendapat hak asuh atas anak laki-laki mereka satu-satunya. Sementara Bernie berprofesi sebagai pencuri dan hidup sendiri. Lepas dari hubungannya yang buruk dengan Evelyn, Bernie sangat menyayangi anak semata wayangnya.

Suatu malam dalam perjalanan bertemu anaknya, Bernie menjadi saksi kecelakaan pesawat no 104 yang jatuh di sungai. Ia yang saat itu sedang diburu waktu karena ingin segera bertemu anaknya, akhirnya menyempatkan diri menolong para korban dan melepaskan sepasang sepatu seharga $100 miliknya. Dengan wajah tertutup lumpur dan kondisi yang gelap gulita, Bernie berusaha menyelamatkan seluruh korban, salah satunya Gale, seorang reporter. Setelah itu Bernie segera pergi, tanpa memperkenalkan diri ataupun memberi keterangan kepada polisi yang baru saja tiba di TKP.

Bernie yang kehilangan salah satu sepatunya di TKP tiba di rumah Evelyn dengan wajah kotor. Meskipun ia menjelaskan penyebab keterlambatannya, Evelyn tetap tak percaya dan melarangnya bertemu anak mereka. Tanpa sepengetahuan si istri, Bernie bertemu dengan anak mereka dan menceritakan kejadian sebenarnya.

Dalam perjalanan pulang, Bernie bertemu dan menumpang mobil John Bubber, seorang tuna wisma. Bernie bercerita tentang kecelakaan pesawat yang baru ia saksikan, tentang keadaan keluarganya dan dengan kesal melemparkan sebelah sepatu yang ia miliki ke dalam mobil John.

Cerita semakin menarik ketika Gale si reporter sangat terkesan dengan sosok pahlawan dalam kecelakaan pesawat tersebut. Karena tidak memiliki petunjuk mengenai siapa penyelamatnya, Gale membuat acara pencarian 'Angel of Flight 104' di TV dengan hanya bermodalkan sebelah sepatu si penyelamat. Singkat cerita, John Bubber datang dengan membawa sebelah sepatunya. Di sini saya tertawa, sangat Mr. Cinderella sekali ya...

John Bubber segera saja menjadi idola baru. Gale yang sebelumnya sangat percaya bahwa si 'Angel of Flight 104' ini adalah seorang yang berhati lembut seolah mendapat pembenaran dan pelan-pelan mulai jatuh cinta. Bubber sendiri pada dasarnya memang baik dan mudah bersimpati pada orang-orang yang mengalami kesulitan pun terpaksa terjun semakin dalam di peran barunya. Namun, hati kecilnya merasa dia tidak layak mendapat mendapatkan semua ini karena memang ia sendiri bukanlah pahlawan yang dimaksud.

Sementara Bernie yang awalnya tidak peduli dengan tindakan mulianya, mulai tergoda saat mengetahui bahwa si 'Angel of Flight 104' ini akan menerima hadiah berupa uang yang jumlahnya cukup besar. Sadar bahwa ia tak mungkin tiba-tiba muncul di hadapan publik dan mengakui bahwa ialah si 'Hero', Bernie memilih untuk mengejar John Hobber.

Endingnya mungkin bisa ditebak. Tapi bagi saya, film ini jadi menarik karena konflik dan dinamika psikologis dari kedua tokoh utamanya. Bernie Laplante, si tokoh jahat yang dalam suatu situasi memutuskan berbuat baik dan sebaliknya, John Bubber, si lembut yang kemudian berbuat jahat dalam arti melakukan kebohongan publik. Ironis...

Saya percaya ada sisi baik dan buruk dalam diri setiap orang. Ingin hidup tenang dan damai, tapi ada kalanya muncul keinginan menyerang. Di satu sisi ingin berguna bagi orang lain, tapi di saat yang sama mengedepankan kepentingan diri sendiri. Melakukan kebaikan sebagai kompensasi atas kesalahan yang pernah kita lakukan sebelumnya.

Memang tidak ada orang yang sepenuhnya putih dan tidak ada yang sepenuhnya hitam. Perilaku yang muncul sepatutnya tidak menjadi satu-satunya penilaian. Ada alasan yang melatarbelakangi keputusan seseorang untuk melakukan kebaikan atau kejahatan, ataupun tidak melakukannya. Tapi satu hal, hati nurani jelas tidak mungkin berbohong. Seorang perampok, seberapapun kuatnya memberikan alasan bahwa tindakannya dilakukan atas dasar ekonomi, pasti menyadari bahwa tindakannya salah.

Hhmmm... postingan yang nggak jelas. Sepertinya efek belum sarapan bikin saya ngelantur, ngomong pun jadi abstrak gini..

Did you know?

Film ini juga dikenal dengan judul Accidental Hero, yang menurut pendapat saya, justru lebih sesuai dengan alur cerita.

Lagu 'Hero' Mariah Carey, sebenarnya dibuat untuk theme song film ini. Tapi akhirnya dibatalkan dan terpilihlah lagu 'Heart of a Hero' dari Luther Vandross sebagai theme song-nya.

0 komentar:

Posting Komentar